Waspada..! Depresi Pada Remaja
Dalam kondisi secara umum seorang remaja yang terlihat tidak gembira
merupakan hal yang biasa. Namun, perlu diwaspadai bila perasaan tidak bahagia
tersebut terus berlanjut sampai melebihi batas waktu normal yaitu lebih dari
dua pekan. Ada banyak alasan mengapa seorang remaja merasa tidak bahagia.
Permasalahan keluarga, lingkungan yang penuh tekanan serta pergaulan yang
berujung pada timbulnya gep terhadap status sosial hal tersebut dapat memicu
depresi. Depresidapat berdampak pada munculnya perasaan merasa bersalah,
menurunnya performa di sekolah, interaksi sosial, menyimpangnya orientasi
seksual, maupun terganggunya kehidupan remaja di keluarganya.
Definisi Depresi
Depresi
merupakan suatu gangguan psikologis yang ditandai dengan adanya perasaan sedih,
putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan
menurunnya motivasi untuk melakukan segala aktivitas, baik aktivitas yang
merupakan rutinitas maupun aktifitas pendukung lainnya.
Adanya depresi pada remaja mempunyai beberapa gejala yang bisa kita diteksi secawra dini untuk kemudian dilakukan sebuah penanganan yang intensif, hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam mendeteksi gejala awal depresi adalah sebagai berikut :
1.
Terjadinya kencenderungan untuk Merasa sedih, cemas, dan
tidak memiliki harapan.
2.
Tidak adanya nafsu makan, atau
malah justru meningkatnya selera makan diluar batas normal yang berdampak dengan penurunan maupun
kenaikan berat badan dalam waktu singkat
3.
Sering terjaga di malam hari, Padahal
tidur sepanjang siang
4.
Menarik diri dari
teman-temannya, bahkan bersikap murung dan tidak ada semangat untuk bergaul
bersama teman-temannya.
5.
Menurunnya motivasi dan minat untuk
sekolah maupun belajar yang berdampak pada anjloknya prestasi di sekolah.
6.
Bersiakap cenderung temperamen
dan mudah tersinggung seperti menjadi sensitif terhadap kritikan.
7.
Rendah diri dan merasa sangat
bersalah
8.
Konsentrasi menurun, sulit
mengambil keputusan
9. Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
Pengobatan Depresi Pada Remaja
Terdapat berbagai metode terapi yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami depresi. Tenaga kesehatan dalam hal ini seorang psikolog akan mempertimbangkan metode yang tepat bagi masing-masing individu. Diantaranya dengan menggunakan cognitive behavioral therapy (terapi kecerdasan kognitif), psychodinamic psychotherapy, interpersonal psychoterapy, terapi supportif ataupun menggunakan obat-obatan.
Sedangkan bagi orang tua perlu ditekankan pada terjalinnya komunikasi yang baik dan intensif untuk menghindari terjadinya ganguan psikologi yang lebih berat lagi. Kita sama-sama tahu bahwa menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja.
Dalam mendisiplinkan anak, tidak perlu dilakukan dengan cara menghukum dan membuatnya malu lebih lebih dengan memukul atau menghardik Hukuman dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna dan akan memiliki kecenderungan untuk memberontak. Sebagai orang tua kita bisa menganti hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik sehingga dalam diri anak remaja kita terbentuk sebuah kesadaran diri yang lebih baik.
Biarkan
anak remaja anda melakukan kesalahan dan berusaha untuk menjadi seorang sahabat
dalam mengidentifikasi kesalahan yang mereka buat sehingga kesalahan tersebut
tidak dialaminya di kemudian hari. Jangan memperlakukan anak remaja anda secara
overproteksi karena dengan memperlakukan mereka secara overprotektif akan
membuat mereka berangapan bahwa diri mereka tidak mampu dalam mengambil
kepetusan secara mandiri. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
Berikan
ruang bagi remaja untuk ‘bernafas’. Jangan mengharapkan atau bahkan memaksa mereka
melakukan sesuatu sama persis sesuai keinginan anda selaku orang tua. Hal
tersebuta akan membentuk karakter anak kita menjadi pribadi orang lain yang
penuh dengan ketidaknyamanan dalam menjalani hidup. Biarkan mereka untuk menjadi
diri mereka sendiri sedangkan kita sebagai orang tua bertindak sebagai
penasehat atau tempat mereka dalam melakukan pertimbangan baik dan buruk.
Jika
anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan
masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan
serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting,
apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri. Luangkan waktu untuk
mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
Jangan
pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang
berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti
bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi. Terkadang remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas
masalah mereka, lebih kepada dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang
terjadi yakinkan bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka
kapanpun diperlukan. Ketika anak kita merasa siap untuk menyampaikan masalah
mereka, jangan potong dengan interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan
saja cerita mereka. Bila memang masalah yang terjadi sudah diluar kemampuan
sang remaja dan kita selaku orang tua, beritahukan kepada mereka tentang
kemungkinan kondisi yang ada serta diskusikan cara alternatif lain supaya
masalahnya dapat terbantu. (om)
0 comments: